Minggu, 01 Juni 2014

Era Entrepreneur


Istilah entrepreneur sudah tidak asing lagi saat ini. Namun apa pengertian sebenarnya dari entrepreneur? Menurut kamus besar bahasa Indonesia, entrepreneur adalah orang yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan serta mengatur permodalan operasinya.

Sedangkan menurut Raymond Kao, seorang pakar kewirausahaan, entrepreneur adalah orang yang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi gagasan, memadukan sumber daya, dan membuat gagasan menjadi keyataan.

Semetara menurut Rhenald Kasali, entrepreneur adalah seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan yang membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah dan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Karyanya dibangun berkelanjutan dan dilembagakan agar kelak dapat bekerja dengan efektif di tangan orang lain.

Begitulah pendapat beberapa pakar tentang istilah entrepreneur. Namun, kalau dilihat dari sudut istilah, entrepreneur itu sendiri bukan sesuatu yang baru. Entrepreneur itu sama saja dengan pengusaha. Dalam skala yang lebih kecil, pedagang kaki lima juga bisa disebut sebagai seorang entrepreneur. Artinya orang yang berusaha sendiri secara mandiri. Dia tidak bekerja untuk orang lain tapi bekerja untuk diri sendiri.

Jadi, pelaku entrepreneur sebenarnya sudah dari dulu ada. Cuma sekarang kembali trend dengan istilah yang baru. Ini juga dipengaruhi oleh perkembangan entrepreneur di negara-negara maju. Para entrepreneur saat ini sudah menjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi sebuah negara.

Berbeda halnya denga zaman dulu, orang senang kalau menjadi karyawan dan pegawai (ambtenar). Tapi seiring dengan perkembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat, mereka sudah mulai menyadari keuntungan menjadi entrepreneur. Ditambah lagi dengan banyaknya bermunculan pengusaha baru yang sukses dengan usahanya, ini semakin memotivasi masyarakat untuk menjadi entrepreneur.

Untuk lebih mengenal karakter entrepreneur, Paulus Winarto menuliskan 5 ciri entrepreneur dalam bukunya, First Step to be an Entrepreneur, .

Pertama, berani mengambil resiko. Entrepreneur adalah sebuah pekerjaan yang tidak memberikan jaminan kepastian. Setiap saat orang bisa rugi dan suatu saat bisa untung. Dia harus siap menanggung resiko keduanya.

Kedua, menyukai tantangan. Bagi seorang entrepreneur, setiap masalah adalah peluang. Dia tidak takut dengan perubahan dan ketidakpastian. Semua itu dijadikanya sebagai tantangan yang harus diatasi.

Ketiga, punya daya tahan yang tinggi. Seorang entrepreneur tidak boleh cepat putus asa dan selalu bangkit dari kegagalan.

Keempat, punya visi jauh ke depan. Seorang entrepreneur mempunyai tujuan jangka panjang, bukan keuntungan sesaat. Dia berbisnis untuk jangka panjang bukan sekadar ikut-ikutan.

Kelima, selalu berusaha memberikan yang terbaik. Seorang entrepreneur akan selalu memberikan yang terbaik buat konsumennya. Kalaupun dia tidak mampu maka ia akan merekrut orang-orang yang ahli untuk mengerjakannya.

Perkembangan entrepreneur sendiri dapat kita tinjau dari beberapa sisi. Kalau kita melihat di dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi, maka hampir di seluruh perguruan tinggi di dunia sudah mulai diajarkan kewirausahaan. Selama ini kita belajar diperguruan tinggi lebih disiapkan untuk bekerja pada perusahaan orang lain bukan untuk bekerja di perusahaan sendiri. Kita diajarkan bagaimana menjalankan bisnis orang lain bukan menjalankan bisnis kita sendiri.

Begitu juga kalau kita melihat dari sudut  kekuasaan, maka akan tampak peralihan kekuasaan yang mengarah kepada kalangan entrepreneur. Dulu orang-orang yang berkuasa adalah kaum agamawan dan rohaniawan, kemudian berpindah kepada para politikus. Dan saat ini kekuasaan dipegang oleh para pegusaha (entrepreneur). Tidak sedikit para pengusaha yang menjadi politikus dan pemimpin negara.

Perkembangan dunia entrepreneur di Indonesia sendiri tidak hanya berdampak kepada kesejahteraan pelaku wirausaha saja. Namun secara umum juga berdampak kepada peningkatan stabilitas ekonomi  di Indonesia. Kehadiran para entrepreneur di saat krisis berkepanjangan ini justru sangat ditunggu dan diharapkan. Karena dengan kewirausahaanlah perekonomian Indonesia bisa bangkit. Kewirausahaan dianggap mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi jumlah pengangguran. Harapannya kita bisa mengikuti jejak negara-negara maju dimana jumlah entrepreneurnya terus bertambah. Bahkan di Amerika serikat, 1 dari 12 orang warganya terlibat dalam kewirausahaan.

Optimisme akan lahirnya generasi entrepreneur di Indonesia terlihat dari banyaknya training-training, seminar, dan workshop kewirausahaan diadakan di berbagai kota. Bahkan di pasaran juga muncul majalah, tabloid dan buku-buku kewirausahaan. Ditambah lagi dengan kehadiran berbagai komunitas entrepreneur yang intens membina anggotanya. Semua ini turut mendorong lahirnya entrepreneur-entrepreneur baru. Wallahua’lam.***


Read More..